-
17 Sep
-
Apakah Anda juga Mengalami Konflik dan Stress Kerja? Cari Tahu Jawabannya Di sini!
Pernahkah Anda penasaran apa Anda juga mengalami konflik dan stress kerja? Nyatanya konflik dan stress kerja dapat terjadi kepada siapa saja, termasuk Anda. Untuk mengetahuinya, yuk kenali seperti apa konflik dan stress kerja berikut ini!
Konflik dan Stress Kerja
Pencapaian tujuan perusahaan tidak lepas dari manusia yang berperan aktif dan dominan setiap kegiatan organisasi. Oleh karena itulah dibutuhkan pengelolaan agar sumber daya manusia (SDM) terhindar dari konflik dan stress kerja. Untuk dapat menyadari apakah Anda terlibat atau mengalami konflik dan stress kerja tersebut, mari lihat definisinya berikut ini:
1. Konflik Kerja
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah–masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Konflik biasanya timbul akibat adanya pandangan berbeda yang berpotensi menimbulkan pergesekan dan sakit hati. Konflik ini tak terkecuali terjadi di tempat kerja, di mana adanya ketergantungan dan interaksi antar individu dalam melaksanakan tugas. Artinya, konflik merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam perusahaan, namun dapat diselesaikan dan diredakan agar tidak mengganggu jalannya perusahaan.
Definisi konflik kerja menurut “Husien (2010:39)”Konflik adalah sebagai sesuatu perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka dan/atau mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.
2. Stress Kerja
Sedangkan stress kerja merupakan suatu kondisi di mana tekanan, beban, konflik, keletihan, panik, kecemasan, kemurungan, dan hilangnya daya seorang karyawan. Stress kerja dapat menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang akan memengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi dari karyawan tersebut. Adapun definisi dari stress kerja menurut Triatna (2015:139)“Stres adalah suatu keadaan seseorang, di mana kondisi fisik dan/atau psikisnya terkena gangguan dari dalam atau luar dirinya sehingga mengakibatkan ketegangan dan menyebabkan munculnya perilaku tidak biasa (yang dikategorikan menyimpang) baik fisik, sosial, maupun psikis.
Konflik memang bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, termasuk konflik dalam keuangan. Dapat diambil kesimpulan bahwa stress kerja dan konflik kerja karyawan dapat berpengaruh pada kinerja karyawan. Padahal kinerja karyawan merupakan hal yang penting dalam pengembangan perusahaan. Uang menjadi salah satu hal yang paling sensitif dalam kehidupan karena sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi (dimiliki). Pengelolaan yang tidak baik akan menimbulkan konflik yang akan berdampak pada kehidupan kita. Itu lah mengapa perencanaan keuangan diperlukan. Untuk melakukannya, diperlukan cara yang benar agar kesalahan sekecil apapun dapat dihindari. Karena perencanaan keuangan tidak dilakukan dengan main-main.
Penyebab Konflik dan Stress Kerja
Kedua hal ini tentunya perlu diatasi. Namun untuk mengatasi konflik dan stress kerja, alangkah lebih baiknya jika mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
1. Penyebab Konflik Kerja
Konflik dalam sebuah tempat kerja bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya saja:
- Saling ketergantungan tugas di mana masing-masing subunit menginginkan adanya otonomi yang menyebabkan konflik dalam perusahaan.
- Adanya perbedaan tujuan dan prioritas.
- Adanya faktor birokratik yakni konflik antara fungsi atau wewenang garis dan staf.
- Kriteria penilaian prestasi yang saling bertentangan dan mempengaruhi peroleh imbalan masing-masing karyawan.
- Persaingan terhadap sumber daya yang langka sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
- Sikap menang kalah.
2. Penyebab Stress Kerja
Sedangkan terjadinya stress pada seseorang disebabkan oleh beberapa hal, di mana faktor-faktor penyebab stress ini disebut juga stressor. Gibson dalam Mohyi (2013:158) berpendapat bahwa sumber stress kerja yang berasal dari tempat kerja terbagi dalam 4 kategori yaitu sebagai berikut:
- Lingkungan fisik, meliputi cahaya, suara, suhu, ventilasi.
- Individu, yang meliputi konflik peran, peran ganda, beban kerja yang berlebihan, tidak ada kontrol, tanggung jawab, dan kondisi kerja.
- Kelompok yaitu hubungan yang kurang baik dengan lawan, bawahan, dan atasan.
- Organisasional yang meliputi desain struktur organisasi yang kurang bagus, tidak ada kebijaksanaan khusus.
Cara Mengelola Konflik dan Stress Kerja
1. Cara Mengelola Konflik Kerja
Menurut Gaol, cara mengelola konflik kerja terbagi menjadi 3, yakni sebagai berikut:
a. Metode Stimulasi Konflik
Stimulasi konflik digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan karena karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi di mana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam ini harus diatasi oleh manajer untuk merangsang konflik yang produktif. Metode stimulasi konflik meliputi pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok, penyusunan kembali organisasi, penawaran bonus, pembayaran intensif dan penghargaan untuk mendorong persiapan, pemilihan manajer-manajer yang tepat, dan perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
b. Metode Pengurangan Konflik
Metode pengurangan konflik mengurangi antagonisme yang timbul karena konflik. Jadi, metode-metode tersebut manajer konflik dengan jalan “mendinginkan situasi yang panas”. Tetapi, mereka sama sekali tidak mempersoalkan kausa yang menyebabkan timbulnya konflik orisinal tersebut. ini meliputi penggantian tujuan yang menimbulkan konflik sehingga lebih bisa diterima oleh kedua pihak dan mempersatukan kedua kelompok untuk menghadapi masalah yang sama.
c. Metode Penyelesaian Konflik
Metode ini dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut ini:
- Dominasi atau penekanan,
- Kompromi, dan
- Pemecahan masalah integratif.
2. Cara Mengelola Stress Kerja
Sedangkan stress kerja pun dapat diatasi dan umumnya ditawarkan atas dasar yang luas pada perusahaan. Program tersebut disebut manajemen stress, di mana dua program yang umum digunakan di dalamnya adalah program klinis dan program keorganisasian. Adapun pengertian dari kedua program tersebut adalah sebagai berikut:
a. Program Klinis
Program yang penanggulangannya didasarkan atas pendekatan medis tradisional. Beberapa unsur utamanya antara lain adalah diagnosis, pengobatan, penyaringan, dan pencegahan.
b. Program Keorganisasian
Program ini merupakan perluasan program klinis, di mana biasanya dilakukan karena adanya masalah yang ditemukan dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
Kesimpulan: Konflik dan Stress Kerja Berpengaruh Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan
Merangkum artikel ini, diperoleh pemahaman bahwa konflik dan stress kerja merupakan persoalan kerja yang tidak dapat dihindari. Selain itu, ternyata konflik dan stress kerja berpengaruh pada motivasi dan kinerja karyawan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah proses penanganan dan pengelolaan konflik dan stress kerja. Penanganan tersebut disebut Manajemen Konflik dan Stress Kerja.
Manajemen ini perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan mengingat konflik dan stress kerja selalu muncul dan berubah-ubah setiap saat. Dengan demikian, kami sangat menyarankan Anda untuk menyadari apabila merasa adanya konflik dan stress kerja pada diri atau perusahaan tempat Anda bekerja, segera minta perusahaan untuk turut membantu mengatasinya sebelum berlarut-larut.
Sumber artikel : https://www.finansialku.com/konflik-dan-stress-kerja/
Sumber gambar : <a href='https://www.freepik.com/free-photo/agency-young-adult-profession-stressed-black_1077974.htm'>Designed by Creativeart</a>
- 17 Sep, 2018
- 168Solution Public Class